MEDAN, Sejumlah warga dari berbagai daerah di Sumatera Utara mengaku kehilangan anaknya dalam beberapa tahun terakhir karena diduga terlibat dalam aliran sesat.
Khudri Ahmad, warga Tanjung Gading, Kabupaten Batubara, mengatakan kepada wartawan di Medan, Selasa (26/4/2011) malam, bahwa anaknya yang bernama Deyulanti (25) hilang sejak 26 Maret 2009.
Anaknya yang merupakan alumnus Universitas Sumatera Utara (USU) itu tidak pernah kembali sejak mengikuti sebuah kelompok pengajian yang tidak diketahui.
Berdasarkan informasi yang didapatkan, terdapat sembilan orangtua lainnya yang juga mengaku kehilangan anak karena mengikuti aliran tersebut. “Sementara ini, ada 10 orang yang mengaku kehilangan anaknya,” kata Khudri.
Khudri mengaku pernah mendapatkan informasi mengenai keberadaan anaknya di Langsa, Aceh, pada November 2009 sehingga ia menyusul ke daerah itu dengan beberapa anggota keluarganya.
Meski tidak berhasil menemukan anaknya, Khudri yakin bahwa putrinya itu mengikuti aliran yang berada di Langsa tersebut karena mendapatkan pakaian dan kartu tanda penduduk. Baca lebih lanjut