1. Indo-Burma
Dengan hanya 5% yang tersisa dari hutan Asia Tenggara yang dulunya luas ini, hutan Indo-Burma adalah salah satu dari yang paling terancam, namun sungai dan lahan basah dataran banjir di hutan ini masih memberikan air bersih, makanan, dan peluang ekonomis bagi banyak populasi masif di Asia Tenggara. Hutan, dan air yang diproduksinya, menanggung dampak dari pengeringan untuk pertanian padi, bendungan hidroelektrik untuk listrik, pemancingan yang berlebihan, dan penggantian hutan bakau menjadi akuakultur udang.
2. Kaledonia Baru
Hanya 5% yang tersisa dari bentangan hutan New Kaledonia ini. Paling dikenal dengan tanaman endemiknya, hutan-hutan Kaledonia Baru adalah rumah bagi spesies-spesies seperti kagu, burung yang terancam punah yang merupakan satu-satunya anggota yang masih hidup dalam familinya. Penambangan nikel, penebangan hutan, dan spesies yang invasif adalah ancaman terbesar.
3. Daratan Sunda
Tidak lama berselang, hutan-hutan di Malaysia dan Indonesia masih berkembang dan masih utuh. Saat ini, Indonesia telah melebihi Brazil dalam hal hilangnya hutan yang tertinggi di dunia, dan Malaysia tidak jauh di belakangnya. Penebangan, pulp dan kertas, karet, dan yang terbaru, minyak kelapa sawit telah mengurangi banyak hutan, menempatkan sebagian margasatwa paling terkenal di Asia ke dalam daftar Spesies Yang Terancam Kritis, termasuk orangutan, harimau Sumatra, serta badak Jawa dan Sumtera. Saat ini, hanya 7% dari hutan asli yang masih tersisa di Daratan Sunda. Deforestasi ekstensif dan pengeringan lahan gambut telah mengakibatkan dampak global: walaupun bukan negara industri, Indonesia merupakan pelepas emisi gas rumah kaca ketiga terbesar di dunia, yang hampir seluruhnya karena perusakan hutan. Baca lebih lanjut