Planet-planet ekstrasurya yang berhasil ditemukan selama ini berukuran minimal tiga kali lebih besar dari Bumi dan lebih mirip bola gas raksasa sehingga kerap dijuluki sebagai “hot Jupiters”. Namun,…

“Planet Penjaga”: Dibutuhkan atau Tidak?

Diposkan oleh Serat Jagat, Selasa, Desember 21, 2010

Jumlah planet ekstrasurya yang telah ditemukan hingga kini melampaui angka 500. Sebagian besar dari planet tersebut adalah “hot Jupiter”, bola gas raksasa yang seukuran dengan Jupiter. Namun, The…

WASP-12b, Eksoplanet Kaya Raya

Diposkan oleh Serat JagatJumat, Desember 10, 2010

Mahluk Hidup Pertama Di Bumi Mungkin Hidup Di luar Angkasa

Bentuk kehidupan yang pertama kali ada di Bumi mungkin bukan terbentuk di air yang menggenang di permukaan, melainkan melayang-layang di angkasa. Sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature menemukan bahwa sejak sekitar 1,2 milyar tahun silam, atmosfer Bumi telah mengandung cukup oksigen sehingga mampu mendukung bentuk-bentuk kehidupan yang kompleks.

Bukti bagi penelitian ini diperoleh dari sedimen purba di Skotlandia. Pada batuan tersebut, ditemukan bakteri yang memanfaatkan oksigen untuk menghasilkan energi dan tetap hidup hingga 1,2 milyar tahun silam.

Kemungkinan tersebut semakin terbuka setelah sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Universitas Arizona menemukan bahwa molekul-molekul organik yang kompleks, termasuk asam-asam amino (amino acids) dan nucleotide bases, yang merupakan unsur kehidupan paling penting di Bumi, bisa terbentuk di atmosfer bagian atas yang berkabut pada Titan, bulan terbesar Saturnus.

Reaksi yang sama bisa saja terjadi di atmosfer Bumi. Lima nucleotide bases yang ditemukan di Titan juga bisa ditemukan di Bumi. Kelima bases ini digunakan oleh kehidupan di Bumi untuk membangun bahan-bahan genetis DNA dan RAN, yaitu cytosine, adenine, thymine, guanine, dan uracil. Asam amino yang ditemukan adalah gylcine dan alanine. Asam amino adalah partikel yang membentuk protein.

Bumi dan Titan memang tidak sama. Titan jauh lebih dingin, dengan suhu rata-rata di permukaannya hanya -179 derajat celcius. Walaupun demikian, Titan dan Bumi sama-sama memiliki atmosfer yang tebal dan kaya nitrogen. Ilmuwan menduga, pada masa lalu atmosfer di Bumi mirip dengan atmosfer di Titan sekarang. Jadi, memang terbuka kemungkinan bahwa reaksi kimia di angkasa Bumi bisa juga terjadi di angkasa Titan.

Teori yang paling populer saat ini tentang asal mula kehidupan di Bumi adalah primordial-soup theory (Teoru Kuah Purba). Menurut teori ini, kehidupan di Bumi berasal dari air. Molekul-molekul kompleks yang bergentayangan di samudera purba terpecah dan bersenyawa lagi berkali-kali oleh adanya energi kejutan yang besar di seluruh samudera – mungkin energi petir. Reaksi-reaksi ini selanjutnya melahirkan molekul-molekul yang lebih kompleks: kehidupan.

Akan tetapi penelitian oleh tim dari University of Arizona tersebut mengungkapkan ikubator kehidupan yang lain, yaitu atmosfer Bumi bagian atas. Molekul-molekul besar dan kompleks, yang sebagian mengandung 1000 atom karbon, diketahui ada di atmosfer Titan. Molekul-molekul serupa mungkin juga ada di Bumi dan bisa mengawali reaksi-reaksi kimia lanjutan. Energi kejutan bisa saja berasal dari radiasi Matahari. Lagipula, atmosfer Bumi telah mengandung cukup oksigen sejak sekitar 1,2 milyar tahun silam.

Di mana pun kehidupan pertama kali muncul di Bumi ini, organisme primordial Bumi tentu masih sangat sederhana dan tetap demikian hingga sangat lama. Ilmuwan menduga, kehidupan baru muncul sekitar 3,8 juta tahun silam tetapi tidak berwujud organisme yang kompleks dan multiseluler (bersel banyak) hingga kadar oksigen di atmosfer Bumi meningkat pesat. Sebelumnya, ilmuwan percaya bahwa kadar oksigen baru meninggi sekitar 800 juta tahun silam.

Namun, seperti yang diperlihatkan oleh penelitian terbaru di jurnal Nature, kehidupan di Bumi mungkin bermula jauh lebih awal.***

Langit Yang Mengembalikan

Ayat ke-11 dari Surat Ath Thaariq dalam Al Qur’an, mengacu pada fungsi “mengembalikan” yang dimiliki langit.

“Demi langit yang mengandung hujan.” (Al Qur’an, 86:11)

Kata yang ditafsirkan sebagai “mengandung hujan” dalam terjemahan Al Qur’an ini juga bermakna “mengirim kembali” atau “mengembalikan”.

Sebagaimana diketahui, atmosfir yang melingkupi bumi terdiri dari sejumlah lapisan. Setiap lapisan memiliki peran penting bagi kehidupan. Penelitian mengungkapkan bahwa lapisan-lapisan ini memiliki fungsi mengembalikan benda-benda atau sinar yang mereka terima ke ruang angkasa atau ke arah bawah, yakni ke bumi. Sekarang, marilah kita cermati sejumlah contoh fungsi “pengembalian” dari lapisan-lapisan yang mengelilingi bumi tersebut.

Lapisan Troposfir, 13 hingga 15 km di atas permukaan bumi, memungkinkan uap air yang naik dari permukaan bumi menjadi terkumpul hingga jenuh dan turun kembali ke bumi sebagai hujan.

Lapisan ozon, pada ketinggian 25 km, memantulkan radiasi berbahaya dan sinar ultraviolet yang datang dari ruang angkasa dan mengembalikan keduanya ke ruang angkasa.

Ionosfir, memantulkan kembali pancaran gelombang radio dari bumi ke berbagai belahan bumi lainnya, persis seperti satelit komunikasi pasif, sehingga memungkinkan komunikasi tanpa kabel, pemancaran siaran radio dan televisi pada jarak yang cukup jauh.

Lapisan magnet memantulkan kembali partikel-partikel radioaktif berbahaya yang dipancarkan Matahari dan bintang-bintang lainnya ke ruang angkasa sebelum sampai ke Bumi.

Sifat lapisan-lapisan langit yang hanya dapat ditemukan secara ilmiah di masa kini tersebut, telah dinyatakan berabad-abad lalu dalam Al Qur’an. Ini sekali lagi membuktikan bahwa Al Qur’an adalah firman Allah.

 

 

40 Keajaiban Dunia

1. Pulau Paskah (Samudra Pasifik Tenggara)

Pulau Paskah adalah sebuah pulau Polinesia di Samudra Pasifik tenggara. Sebuah wilayah khusus Chile yg dianeksasi pada 1888, Pulau Paskah secara luas yang terkenal dengan 887 patung-patung monumental. Ini adalah Situs Warisan Dunia dengan banyak pulau yang dilindungi dalam Taman Nasional Rapa Nui.

2. Machu Pichu (Peru)

Machu Picchu adalah sebuah situs Inca pra-Columbus yang terletak 2.430 meter (8.000 kaki) di atas permukaan laut. Kebanyakan arkeolog percaya bahwa Machu Picchu dibangun sebagai kawasan untuk kaisar Inca Pachacuti (1438-1472). Sering disebut sebagai “The Lost City of the Incas”. Baca lebih lanjut

Hikmah Kesucian Nasab Rasulullah ? Shallallahu? Alaihi Wa? Ala Alihi Wa Sallam

Nasab Garis Keturunan Rasulullah ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam

Beliau adalah Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muththalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qusyai bin Kilab.

Dari kakek Beliau ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam yang kelima yaitu Kilab bersambung sampai kakek yang keduapuluh yaitu ?Adnan dan ?Adnan adalah keturunan Nabi Ismail putera Nabi Ibrahim ??Alaihis Salam.

Ibu Beliau adalah Aminah binti Wahb bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Jadi ayah dan ibu Beliau berasal dari nasab yang satu yaitu keduanya bertemu pada kakek yang kelima yaitu Kilab.

Kesucian Nasab Beliau ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam

Allah Ta?ala berkehendak agar Nabi ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam menjadi orang yang paling mulia, terhormat dan tinggi nasabnya diantara kaum dan bangsanya.

Dari Watsilah bin Al-Atsqa? ?Radhiallahu ?Anhu bahwasanya Nabi ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam bersabda: ?Sesungguhnya Allah Ta?ala memilih Ismail ??Alaihis Salam diantara putera Ibrahim ??Alaihis Salam, dan memilih Kinanah diantara anak cucu Ismail ??Alaihis Salam, dan memilih suku Quraisy diantara keturunan Kinanah, dan memilih Bani Hasyim dari Quraisy, serta memilihku dari Bani Hasyim?. (HR. Muslim).

Abu Sufyan ketika masih kafir tidak bisa mengingkari ketinggian nasab Beliau ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam padahal Abu Sufyan sangat memusuhi Beliau ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam , yaitu ketika Heraklius bertanya kepada Abu Sufyan tentang nasab Rasulullah ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam, dia menjawab: ?Dia (Rasulullah ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam ) bernasab baik diantara kami? (HR. Bukhari).

Pelajaran dan Suri Tauladan :

– Seseorang apabila berasal dari keturunan yang terhormat dan mulia maka akan di dengar oleh orang lain seruannya, karena kebiasaan manusia adalah meremehkan seseorang yang berasal dari lingkungan atau nasab yang kurang baik.

– Memang benar bahwa Islam tidak menjadikan nasab sebagai ukuran tanpa di sertai amal perbuatan, akan tetapi seseorang yang mempunyai nasab mulia dan amal perbuatan yang terpuji tentu mendapatkan nilai lebih dan kedudukan terhormat serta lebih dekat dengan kesuksesan dari yang lain.

– Allah Ta?ala berkehendak dengan hikmahNya agar Rasulullah Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam menjadi orang yang terhormat dan mulia nasabnya sehingga tidak memungkinkan musuh-musuh Islam untuk menuduh Beliau sebagai orang yang mencari kedudukan dan ingin merubah status sosialnya.

Air Matamu Di Spanyol,Mendahului Pandanganmu

Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling dermawan, dan kondisi beliau paling dermawan adalah di bulan Ramadhan di saat bertemu Jibril ‘Alaihis salam, di mana Jibril ‘alaihis salam sering bertemu beliau pada setiap malam dari bulan Ramadhan, lalu Jibril mengajarkannya al-Qur`an, dan sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia paling (cepat) dermawan dengan kebaikan daripada angin yang berhembus.” (Shahih al-Bukhari Ma’a al-Fath 1/30 nomor 6. Shahih Muslim 4/1803.)

Dari Jabir radhiallahu ‘anhu berkata, “Tidaklah pernah sama sekali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diminta suatu (harta) lalu beliau berkata tidak.” (Muttafaq Alaih)

Dari Anas radhiallahu ‘anhu berkata, “Tidaklah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dimintai sesuatu atas keislaman, melainkan beliau akan memberikannya, sungguh seseorang telah datang kepada beliau, lalu beliau memberikan kepadanya domba yang berada di antara dua gunung, kemudian orang tersebut kembali kepada kaumnya seraya berkata, ‘Wahai kaumku, masuklah kalian ke dalam Islam, karena Muhammad itu memberikan pemberian kepada orang yang tidak takut akan kemiskinan’.” (HR. Muslim)

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, “Bahwasanya para sahabat menyembelih seekor domba lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Adakah sisa darinya?’ Aisyah berkata, ‘Tidaklah tersisa kecuali hanya pundaknya saja,’ beliau bersabda, ‘Tersisa semuanya kecuali pundaknya’.” (HR. Muslim).

Artinya, akan tersisa untuk kita di akhirat kelak, kecuali pundaknya saja.

Dikeluarkan oleh Ibnu Jarir dari Sahl bin Sa’d radhiallahu ‘anhu berkata, “Seorang wanita telah datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan membawa suatu pakaian, berupa mantel yang terukir pada ujung-ujungnya, lalu wanita itu berkata, ‘Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, saya datang kepada anda untuk memberikan ini untuk anda’, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengambilnya, di mana beliau memang sangat membutuhkannya hingga beliau memakainya, kemudian mantel itu dilihat oleh seseorang dari para sahabat beliau, seraya berkata, ‘Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, betapa indahnya mantel tersebut, maka berikanlah mantel itu kepadaku?’ Beliau berkata, ‘Ya’, dan ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beranjak untuk memberikannya, para sahabat yang lain mencela orang tersebut seraya berkata, ‘Engkau tidak bersikap baik ketika melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengambil mantel itu dari wanita tadi karena membutuhkannya, lalu engkau memintanya padahal engkau tahu bahwa tidaklah beliau itu dimintai sesuatu lalu beliau menolaknya’, dia berkata, ‘Demi Allah, tidaklah ada faktor yang mendorong saya melakukan itu melainkan karena saya berharap keberkahannya ketika telah dipakai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan saya berharap agar saya dikafani dengan mantel tersebut.

Dan dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melewati Bilal, sedangkan di sisinya ada setumpuk gandum, lalu beliau bersabda, ‘Apa ini wahai Bilal?’ Dia menjawab, ‘Saya menyiapkannya untuk tamu-tamumu’. Beliau bersabda, ‘Tidakkah engkau takut bahwa engkau memiliki masakan di Neraka Jahanam? Infakkan wahai Bilal dan janganlah engkau takut kemiskinan dari Dzat Yang memiliki Arsy’.” (Dikeluarkan oleh al-Bazzar dengan isnad hasan, dan ath-Thabrani dari Abu Hurairah yang semisal dengan isnad yang hasan.)

Sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, “Dan janganlah engkau takut kemiskinan dari Dzat Yang memiliki Arsy”, adalah merupakan bentuk keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, berprasangka baik kepadaNya dan bertawakal kepadaNya diiringi dengan melakukan sebab-sebabnya.

Dan dari Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata, “Abu Dzar radiallahu ‘anhu berkata kepadaku, ‘Wahai anak saudaraku, saya pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan memegang tangan beliau, lalu beliau bersabda kepadaku,
‘Wahai Abu Dzar, saya tidak suka memiliki emas dan perak sebesar gunung Uhud lalu saya infakkan di jalan Allah lalu saya meninggal pada saat ajalku dengan meninggalkan sedikit harta.’ Saya bertanya, ‘Bagaimana dengan harta yang banyak?’ Beliau bersabda, ‘Wahai Abu Dzar, saya memilih yang sedikit sedangkan engkau memilih yang lebih banyak, saya menghendaki akhirat sedangkan engkau menghendaki dunia, cukuplah bagimu harta sedikit saja’, lalu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengulanginya sebanyak tiga kali kepadaku’.”( Dikeluarkan oleh ath-Thabrani semisalnya, dan al-Bazzar, serta al-Haitsami berkata, “Isnad al-Bazzar hasan.”)

 

 

Kedermawanan Nabi Muhammad SAW Dengan Bersedekah

Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling dermawan, dan kondisi beliau paling dermawan adalah di bulan Ramadhan di saat bertemu Jibril ‘Alaihis salam, di mana Jibril ‘alaihis salam sering bertemu beliau pada setiap malam dari bulan Ramadhan, lalu Jibril mengajarkannya al-Qur`an, dan sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia paling (cepat) dermawan dengan kebaikan daripada angin yang berhembus.” (Shahih al-Bukhari Ma’a al-Fath 1/30 nomor 6. Shahih Muslim 4/1803.)

Dari Jabir radhiallahu ‘anhu berkata, “Tidaklah pernah sama sekali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diminta suatu (harta) lalu beliau berkata tidak.” (Muttafaq Alaih)

Dari Anas radhiallahu ‘anhu berkata, “Tidaklah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dimintai sesuatu atas keislaman, melainkan beliau akan memberikannya, sungguh seseorang telah datang kepada beliau, lalu beliau memberikan kepadanya domba yang berada di antara dua gunung, kemudian orang tersebut kembali kepada kaumnya seraya berkata, ‘Wahai kaumku, masuklah kalian ke dalam Islam, karena Muhammad itu memberikan pemberian kepada orang yang tidak takut akan kemiskinan’.” (HR. Muslim)
Baca lebih lanjut

Kuliner Khas Bima

Kelompok Lauk Pauk. Letak Bima yang secara geografis berada di pesisir pantai mempengaruhi selera makan orang Bima. Kebanyakan makanan Bima terdiri dari ikan dan hasil laut lainnya. Orang Bima bilang kalau belum makan pakai ikan rasanya belum makan. Orang Bima tidak mengenal kata lauk pauk, kalau daerah lain “makan pakai apa?” maksudnya lauknya apa? orang Bima akan bertanya langsung “Ngaha kai uta au?” yang artinya “makan pakai ikan apa?” jawabanya  bisa saja “ngaha kai uta janga” yang arti secara harafiahnya “makan pakai ikan ayam” atau “ngaha kai uta mbe’e” yang artinya “makan pakai ikan kambing” kata ikan biasanya menempel pada nama lauk pauk lainnya.

Walaupun orang Bima menggemari ikan laut, bukan berarti di Bima tidak mengenal makanan selain ikan. Daging Kambing adalah makanan favorit setelah ikan disusul Daging Rusa atau Menjangan, Daging Sapi, Kerbau dan Kelompok Unggas serta terakhir Daging Kuda. Baca lebih lanjut

Pengorbanan seorang bapak, ibu, dan anak melalui kisah nabi Ibrahim Siti Hajar dan Nabi ismail

Pengorbanan seorang bapa, ibu dan anak melalui kisah Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Nabi Ismail

Nabi Ibrahim AS sebagai seorang ayah, patut dijadikan contoh tauladan bagi ayah-ayah dimasa kini. Beliau amat mencintai anak dan isterinya, tetapi cintanya kepada Allah mengatasi segala-galanya.

Oleh itu beliau rela mengorbankan apa sahaja, bahkan mengorbankan putranya sendiri sekalipun, demi untuk memenuhi panggilan Alloh SWT. Godaan Iblis yang tak henti-hentinya itu, tak mampu menggoyangkan imannya, bahkan semakin tabah dan tetap hatinya.

Dalam rangkaian sejarah peristiwa korban ini, Siti Hajar sebagai seorang isteri dan ibu yang amat kuat imannya dan setia kepada suami serta cinta dan kasih sayang kepada puteranya.

Ibu yang demikian ini wajib diteladani oleh ibu-ibu masa kini. Ia seorang ibu yang baik, sabar dan tabah. Ia tidak bersedih ketika suaminya meninggalkannya seorang diri di gurun sahara. Ia merelakan suaminya pergi karena pemergiannya itu untuk memenuhi panggilan Allah.

Ia rela berkorban dan mengorbankan apa sahaja, bahkan merelakan putranya untuk disembelih oleh suaminya sendiri, demi untuk berbakti kepada Allah SWT. Ia tidak terjejas oleh godaan Iblis walaupun godaan itu menggiurkan, Ia menolak semua godaan itu.

Oleh itu, tekad yang tulus dan ikhlas Siti Hajar ini patut dicontoh dan diteladani oleh kita semua, terutama oleh para Ibu dan wanita-wanita masa kini.

Kesetiaan seorang isteri kepada suaminya dan ketabahan serta kesabaran dalam mengurus tugas-tugas rumah tangga adalah sumber keharmonian rumah tangga itu sendiri, sekaligus kebahagiaan dalam rumah tangga.

kita perhatikan pula ketokohan nabi Ismail AS, Ia adalah seorang tokoh yang patut ditiru dan dicontoh oleh para remaja kita dewasa ini. Untuk membuktikan ketakwaan dan kebaktiannya kepada Alloh SWT, serta kebaktiannya kepada kedua orangtuanya, Ia rela mengorbankan nyawanya berpisah dari jasadnya. Bukankah ini sebuah pengorbanan yang amat luar biasa dari seorang pemuda?

Hanya dengan pengorbanan yang besar itulah kebahagiaan akan dimiliki, Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Imran ayat 92 :

“Lan-tanalul birro hatta tunfiqu mimma tuhibbun”

Artinya :
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai.

Akhirnya Allah tidak mensia-siakan pengorbanan mereka itu. Allah telah menukarkan Nabi Ismail dengan seekor kambing Kibas, dan Allah telah meninggikan darjat mereka disebabkan oleh pengorbanan mereka yang ikhlas itu. 🙂